Responsive Banner design
Home » » Revolusi ada dalam Genggaman Tanganmu

Revolusi ada dalam Genggaman Tanganmu


Mengenyam pendidikan di tengah penjajahan tidak membuat para mahasiswa terjajah semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan negaranya. Jika di ibaratkan mereka bagaikan ikan di laut lepas yang dagingnya tidak menjadi asin meskipun hidup di laut, yang notabene airnya asin. Semangat Perjuangan mereka tumbuh dengan semua pergolakan yang ada menempa mereka menjadi proklamator kemerdekaan. Setelah kemerdekaan beberapa tahun, sekitar tahun 60an saat negeri ini masih memiliki sedikit saja universitas tapi bermutu secara jiwa dan semangat mahasiswa serta kualitas yang tidak sekedarnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa dari negeri tetangga belajar kesini.

Saat itu mahasiswa adalah mereka yang berusaha mengerti apa yang di inginkan masyarakat kecil, bergerak dalam pergerakan demi menuntut kebutuhan rakyat yang tertindas yang mencoba mengkritisi semua kebijakan pemerintah dengan semangat kepemudaan. Mahasiswa di sibukkan dengan agenda organisasinya dan menimba ilmu dalam perkuliahan bahkan tak jarang ada mahasiswa yang sambil kerja kasar untuk membiayai kuliah dan menyambung hidup, itu merupakan alternatif yang aman bagi aktivis yang berkilau dan tidak silau oleh jabatan.

Faktanya saat ini parpol-parpol memang merekrut kader dari kalangan aktivis untuk menjadikannya kurir pemikiran busuk politikus licik. Di tahun 80an mahasiswa mulai melemah karena penguasa tangan besi namun denyut nadi para aktivis muda masih tetap menunjukan pergerakannya meski secara sembunyi-sembunyi dan terus berjalan memunculkan indikasi-indikasi keberhasilan hingga puncaknya tiba. Reformasi berdarah yang sangat di sayangkan karena tidak solutif. Wajarlah jika akhirnya ada penggalan kata dari Taufik Ismail yang katanya Mahasiswa takut pada dosen, Dosen takut pada dekan, Dekan takut pada rektor , Rektor takut pada menteri, Menteri takut pada presiden, Presiden takut pada mahasiswa.

Itu dulu, kondisi saat ini berbeda. Faktanya saat ini mahasiswa sedang tertidur pulas akibat dari racun liberalism, individualisme, pragmatisme, gaya hidup permisif, matrealisme, sekularisme yang berhasil melumpuhkan daya kritisnya. Mahasiswa kini merasa puas hanya dengan IP nya yang tinggi tapi dongok dalam banyak hal, kerjaannya dugem, jalan-jalan, belanja-belanja, pacaran dengan berbagai versi, ada juga yang seringnya mengikuti kajian kepribadian yang tidak membekali mereka untuk bertarung secara pemikiran dengan anak pergerakan. Apatis adalah satu kata yang mewakili profile mahasiswa saat ini. Tahukah jika apatis adalah sebuah kejahatan juga? Membiarkan sebuah kejahatan merupakan bagian dari kejahatan itu juga. Ketidakpedulian adalah kejahatan yang kejam. Bangun dari tidurmu, bercerminlah kawan betapa kita memiliki peran yang strategis untuk menyadarkan mereka yang di atas (baca; penguasa) yang menipu diri sendiri mengganti lidah dengan paruh beo yang hanya mengucapkan apa yang di suruh tuannya, sekaligus memobilisasi hak rakyat pada penguasa.

Saat ini mahasiswa diberdayakan oleh Barat sebagai elemen penting dalam arus pemeliharaan status quo sistem kapitalis. Untuk menghentikan penyebaran racun yang melumpuhkan mahasiswa serta menghentikan pemberdayaan mahasiswa demi kepentingan barat. Tentukan Identitas kita sejak saat ini, dengan menjadi agent of change dan kaum intelektual penggerak. Sejatinya karakter intelektual penggerak dan agent of change adalah sosok yang sangat lekat dengan keilmuan dan nalar berfikir yang kritis yang identik dengan kritiknya dan jiwa muda, memiliki pengaruh yang cukup diperhitungkan dalam perubahan sosial. Maka jika karakter itu sudah di miliki mahasiswa tentulah fenomena mahasiswa yang dulu mampu menggawangi kemerdekaan, mampu melancarkan reformasi akan kembali ada di tengah-tengah kita, bahkan tidak hanya itu suasana pergerakan mahasiswapun akan sangat terasa menggaum.

Selain itu mahasiswapun harus menciptakan arus perubahan system menuju peradaban islam. Mungkin sebagian dari kita mempertanyakan mengapa harus dengan peradaban islam? Ingat bahwa ini merupakan Konsekuensi aqidah, realita Islam sebagai pemecah permasalahan dengan aturanNya yang holistik, menggantikan peradaban kapitalisme yang sudah tampak kehancurannya, serta kemenangan Islam dengan tegaknya Khilafah Rasyidah merupakan janji Allah. Inilah mengapa saya katakana bahwa revolusi ada pada setiap genggaman tangan kita artinya kemenangan adalah milik kita. Siapa yang tidak tergiur dengan kesuksesan yang gemilang seperti itu, maka pastikan bahwa kamu adalah salah satu mahasiswa yan memperjuangkan arus peradaban islam.

0 comments:

Post a Comment