Responsive Banner design
Home » » Jangan Simpan Aku di Hatimu...!

Jangan Simpan Aku di Hatimu...!


Ada seorang pemuda kehilangan sebuah sandal yang dia simpan di pekarangan mesjid, kemudian dia menggerutu di dalam hati, dan berkata “kemana sandalku itu, siapa yang mengambilnya?”. Setelah lama mencarinya dia pun pulang dengan rasa kecewa yang bercampur marah. Dalam perjalanan di melihat sebuah sungai kemudian dia singgah di penggirannya sambil berhadapan dengan sungai tersebut, kemudian dia mengeluarkan kemarahannya yang dia pendam sambil berteriak, “kenapa sandalku hilang?”!!!.

Kemudian datang seorang tua mendekatinya sambil bertanya,”ada apa denganmu anak muda?” kenapa engkau berteriak dan menggerutu seperti itu?”. Pemuda ini kaget, dan hanya membalikan kepalanya sambil badannya tetap menghadap kesungai.  Kemudian si pemuda menjawab, “Tidak ada apa-apa pak”, sambil membalikkan kembali kepalanya. ”Tak usah berbohong, aku medengarmu berteriak-teriak tadi, ada apa? katakanlah”. Tanya orang tua itu. Kemudian pemuda itu menjawab, “ Aku kehilangan sandalku, sandal yang baru aku beli, dari hasil tabunganku selama sebulan.

Kemudian Bapak itu berkata, “O... hanya itu yang membuatmu marah?”. Sambil tetap menghadap ke sungai, “Iya pak” jawab pemuda tadi. Orang tua itu berkata, “Hai Pemuda perhatikanlah aku”. Pemuda ini kemudian membalikan lagi kepalanya dan memperhatikan wajahnya dan berkata, “ada dengan dirimu pak, aku tidak melihat ada apa-apa sana”. Sambil tersenyum, orang tua itu berkata kembali, ”Perhatikan lagi dengan lebih seksama”. Kemudian pemuda ini berbalik lagi dan memperhatikan orang tua itu lebih seksama kemudian pemuda ini MENANGIS...

Ternyata orang tua itu tidak mempunyai kaki! Pemuda itu menangis karena orang tua yang menegurnya itu ternyata tidak mempunyai kaki dan akhirnya dia  menyadari bahwa dia tidak pantas menangis hanya karena kehilangan sandal, karena orang tua yang ada di hadapanya itu telah kehilangan kakinya.

Bagaimana dengan kita?, sejauh kita sakit hati ketika kehilangan barang yang kita cintai? Apakah akan lebih marah dan mengerutu, memaki si pencuri atau lebih dari itu? Tapi itulah manusia, ketika mencintai sesuatu akan sangat sakit jika kehilangannya, baik itu barang atau pun seseorang yang di cintai. Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa dirimu sakit hati ketika sesuatu yang engkau cintai itu hilang? Karena sesuatu itu engaku simpan didalam hatimu!
Maka jika engkau mempunyai harta jangan pernah simpan dia di hatimu, misalnya saja ketika engkau membeli sepatu yang baru kawan, cukup simpan di kakimu kawan, jangan simpan di hatimu. Karena sepatu yang engkau beli itu memang hanya untuk melapisi kakimu, bukan untuk melapisi hatimu.
Lihatnya Qarun yang menyimpan harta di hatinya, membuatnya begitu tergila-gila pada harta dan akhirnya Allah menenggelamkanya bersama dengan harta yang ia milikinya. Maka sangat tidak layak bagimu untuk mengerutu dan marah ketika harta itu hilang kawan. Sungguh, sangat tidak layak...!!!   

Maka tidak salah ketika Rasulullah bersabda, “Celakalah seorang hamba dinar, orang yang menjadi hamba dirham, orang yang menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi ia bangga, bila tidak diberi dia marah. Mudah – mudahan dia celaka dan merasa sakit. Jika ia terkena musibah, ia takkan menemukan jalan keluarnya”. ( H.R Tirmidzi )

Sama halnya ketika mencintai seseorang, jangan simpan dia dihati, cukup simpan dia di sisi, karena jika di dihati maka kitakan takut kehilangan, serta akan merasa sakit, menangis dan mungkin juga marah. Walaupun kita sadar bahwa sesuatu yang ada di dunia ini ada batasnya begitu dengan orang yang engkau cintai itu. Ia mempunyai keterbatasan, jika bukan engkau yang meninggalkan dia, maka dia yang akan meninggalkanmu. Ingatlah... Itu sebuah kepastian kawan! 

Cukuplah Allah yang ada di hatimu, menjagamu dan membimbingmu karena ketika harta dan orang yang engkau cintai itu pergi engkau akan tenang. Kenapa? Karena itu semua tidak engku simpan di hatimu kawan dan hatimu tak pernah merasa memilikinya. Seperti halnya kang Kemas Mahmud Al Hanif dalam bukunya “Agar Usia Tak Sekedar Angka”  berkata, “Wahai istriku dan anakku, sungguh kalian hanya ada di sisiku dan bukan di hatiku, di hatiku hanya ada Allah, Abba mencintai dan menyayangi kalian karena Allah SWT”.

Kalaupun seandainya harta itu bisa berbicara mereka akan berkata kepadamu, “Jangan Simpan Aku di Hatimu... !!!”. Engkau tau kenapa? Karena kelak harta itulah yang akan menghalangi kita untuk menikmati surga Allah. Begitupun dengan pasangan hidupmu kawan, katakanlah kepada pasangan hidupmu, “Jangan Simpan aku di hatimu, Cukuplah aku di sisimu untuk mendampingimu dengan segala keterbatasku dan Allah berada di hatimu untuk menjaga cinta kita untuk menikmatinya hingga ke surga nanti!”. Sunggguh, itu lebih baik daripada dunia dan seisinya kawan. 

                              Imaduddin Al Faruq

                                   Arsitek Politik

0 comments:

Post a Comment