Responsive Banner design
Home » » Mungkin Papua Tidak Akan Selamat...!

Mungkin Papua Tidak Akan Selamat...!

Dibukanya kantor gerakan separatis Papua Merdekadi Oxford, Inggris, memicu kehebohan baru. Pemerintah Indonesia dinilaikecolongan dan gagal dalam kegiatan diplomasi internasionalnya dalam menanganiisu Papua di dunia internasional. Menteri Luar Negeri hanya bisa mengecamdengan memanggil langsung Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning.

Dari konteks ini, kekhawatiran bahwa Papua akanmenemui nasib yang sama dengan Timor Timur, artinya papua mungkin tidak akanselamat dari upaya separatisme ini dengan melihat beberapa indikasi saja...!

Pertama, BIN sudah berangggapan ini masalah kecil, kepalaBIN Marciano Norman mengatakan “jangan terlalu di pusingkan hanya masalahkecil, pemberitaannya saja yang besar” (kompas, 7/05/13). Penyederhanaanmasalah dari BIN justru membuktikan memang keseriusan pemerintah wajib dipertanyakan. Padahal Wakil ketua komisi I DPR mengatakan bahwa Di inggris, Indonesiamempunyai puluhan diplomat dan atase pertahanan serta perwakilan dari BIN,namun mereka dengan Benny Wenda ini yg tanpa staf dan dukungan logistik ygmemadai. Jika BIN tidak serius melihat masalah ini sekarang apa lagi yg bisadiharapkan karena diplomasi pun sudah runtuh...!

Kedua, Dibalik pendirian kantor OPM ini ada tokoh OPMyang bernama Benny Wenda. Pemerintah Inggris terlihat memang sengaja membiarkanBenny Wenda mendirikan kantor OPM di Oxford meskipun Duta Besar Inggris untukIndonesia sudah mengatakan bahwa pemerintah Inggris menghormati integritaswilayah indonesia dan tidak akan mendukung seruan-seruan memerdekakan papua. Itubisa di buktikan dgn beberapa indikasi. Pertama, sejak tahun 2003 BennyWenda dan istrinya Maria serta anak-anaknya memilih menetap karena di InggrisWenda mendapatkan suaka politik dari Pemerintah Inggris. Padahal status BennyWenda adalah buronan karena telah melarikan diri berhasil kabur dari tahananpada 27 Oktober 2002 bahkan pada tahun 2011, pemerintah Indonesia pernahmengeluarkan Red Notice dan Surat Perintah Penangkapan Internasional untukpenangkapan Wenda karena melakukan sejumlah pembunuhan dan penembakan di TanahAir. Sedangkan  Wenda mengklaim, rednotice sudah di cabut. Akhirnya sampai saat ini bebas menyuarakan kemerdekaanPapua dari Inggris. (merdeka.com,07/05/13) Menjadi pertanyaan yg sederhana kenapaPemerintah Inggris memberikan suaka politik terhadap Benny dan gerakan OPMnyabergerak secara leluasa disana?. Kedua, pembukaan kantor OPM diOxford memang mendapatkan restu dari pemerintah setempat, bahkan pada saat peresmiaankantor free west Papua movement sendiri dibuka pada tanggal 28 april lalu.Peresmian tersebut dihadiri oleh satu anggota parlemen Inggris dan walikotaOxford. Walikota Mohammad Niaz Abbasi mengatakan.  "Ini bentuk dukungan terhadapperjuangan Papua Merdeka oleh pemerintah Inggris”. Karenanya ketika PemerintahInggris ditanya kenapa mereka tdk bisa mencabut izin kantor tersebut?  Mereka menjawab pemerintah Inggris tidakmemiliki kemampuan/ pengaruh untuk membatasi apa yang bisa dilakukan olehWalikota Oxford (jpnn.com, 07/05/13).Logika yang aneh, bagaimana mungkin pemerintahan pusat tidak bisa mempunyaipengaruh terhadap keputusan pemerintah daerah, padahal ini menyangkut gerakan separatisme?

Ketiga, SBY bagian dari skenario, Pemberian gelar 'KnightGrand Cross in the Order of the Bath’ dari Ratu Elizabeth II pada Oktober 2012,bisa di duga kuat untuk membuat pemerintah segan untuk menuntut lebih jauhpemerintah inggris dalam konteks ini karenya kecaman-kecaman yang di keluarkanpemerintah hal itu biasa. Terlihat keras memang tapi apalah arti kecaman ketikapemimpin negara sudah menjadi budak negara lain. Memang betul bahwa pemberiangelar kesatria itu bukan dari Pemerintah Inggris melainkan Kerajaan InggrisRatu Elizabet II. Tapi yang kita harus pahami adalah pemerintah dan kerajaaninggris itu ibarat dua mata koin, memang gambarnya berbeda tetapi tetap sajamenjadi satu kesatuan koin...!

Kesimpulannya sederhana, jika skenario iniberlanjut mungkin Papua tidak akan selamat...!

0 comments:

Post a Comment