Responsive Banner design
Home » » Partai 'Perasaan'

Partai 'Perasaan'

Mendengar kata partai tidaklah terlalu asing di telinga masyarakat, hampir setiap hari media cetak dan elektronik mengabarkan dan menginformasikan tentang partai politik baik itu sisi positifnya maupun sisi negartifnya. Perasaan sendiri dalam pendefinisiannya menurut para psikolog adalah segala sesuatu yang kita rasakan. Jadi perasaan adalah salah satu fungsi merasa bagi jiwa seperti marah, sedih, bahagia, gembira, malas, bosan dan sebagainya.

Namun yang unik dalam perasaan adalah dia mempunyai ciri khas tersendiri, salah satu ciri khas itu adalah bekerja berdasarkan prinsip kesenangan. Perasaan tidak memilih apa yang salah dan yang benar bagi dirinya, tidak pula mempunyai standar baik buruk bagi dirinya. Ia hanya memilih berdasarkan prinsip kesenangan, jika itu menyenangkan bagi dirinya maka itu akan selalu menjadi pilihannya.

Perasaan tidak pernah memilih jalan penderitaan, setiap penundaan terhadap kesenangan yang ia ingin dapatkan, pasti akan menimbulkan penderitaan bagi dirinya, karena itulah perasaan itu bersifat hedon dan pragmatis!

Tidak berbeda jauh dengan sifat perasaan, partai politik saat ini pun sepertinya telah kehilangan standar baik buruk atau benar salah bagi dirinya. Yang terpenting bagi partai politik adalah bagaimana caranya mendapatkan kekuasaan yang dengan kekuasaan itu mereka bisa hidup dengan kesenangan tanpa batas.

Praktek korupsi yang dilakukan oleh kader-kadernya seakan menutup mata partai politik untuk menganggap hal itu biasa, karena dengan cara itu kesenangan mereka bisa berlajut. Apalagi saat mendekati pemilu kecenderungan partai politik menginstruksikan para kadernya untuk turun kemasyarakat langsung mendengarkan penderintaannya, tetapi setelah terpilih instruksi dari partai hilang begitu saja untuk mengingatkan para kadernya untuk memenuhi janjinya yang dahulu. Inilah sifat hedon dan pragmatisnya partai politik!

Sistem politik demokrasi tak ubahnya rahim yang melahirkan partai-partai perasaan yang sibuk mengejar kesenangan dan melupakan masyarakat yang bodoh dengan kesadaraan politiknya, hal itu terjadi karena sistem inilah yang menghilangkan standarisasi kebenaran pada partai politik dan mengarahkan mereka menjadi pragmatis dalam berpolitik, hingga jadilah mereka partai perasaan. Karnanya partai politik harusnya hadir bukan sebagai partai perasaan, tapi partai yang ideologi yang mencerdaskan masyarakat dengan ideologi yang dia emban tentu dengan standarisasi kebenaran yang jelas.

0 comments:

Post a Comment